penerapan ergonomi k3
Penerapan
ergonomic pada pekerjaan di bengkel las, supermarket, perkantoran dan kuli
bangunan .
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Undang-Undang
No. 1 Tahun 1970 dalam (Budiono, 2003) menerangkan bahwa keselamatan kerja yang
mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja
dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, memberikan perlindungan sumber-sumber produksi sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
Menurut
Suma’mur, (1996), keselamatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan
beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
sosial dengan usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit
umum.
Melihat
beberapa uraian di atas mengenai pengertian keselamatan dan pengertian
kesehatan kerja di atas, maka dapat disimpulkan mengenai pengertian Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja
untuk memperoleh jaminan atas Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) dalam
melakukan pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut dapat mengancam dirinya yang
berasal dari individu sendiri dan lingkungan kerjanya.
Pada
hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu keilmuwan
multidisiplin yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi
lingkungan kerja, keamanan kerja, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, serta
melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan serta
mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja,
kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan kerja.
Menurut Mangkunegara
(2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai
berikut:
a. Agar setiap pegawai/tenaga kerja mendapat
jaminan keselamatan dankesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan
psikologis.
b. Agar
setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya, selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara
keamanannya.
d. Agar
adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai/tenaga
kerja.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian
kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar tehindar dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi
kerja.
g. Agar setiap pegawai/tenaga kerja merasa
aman dan terlindungi dalam bekerja.
Indikator-indikator
dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Budiono dkk (2003) mengemukakan indikator
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), meliputi:
Faktor manusia/pribadi (personal factor) Faktor manusia disini meliputi, antara lain
kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan/keahlian,
dan stress serta motivasi yang tidak cukup.
Faktor kerja/lingkungan Meliputi, tidak cukup
kepemimpinan dan pengawasan, rekayasa, pembelian/pengadaan barang, perawatan,
standar-standar kerja dan penyalahgunaan.
Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan mengenai indikator tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
meliputi: faktor lingkungan dan faktor manusia.
Ergonomi merupakan ilmu yang
menitikberatkan pada pembahasan mengenai manusia sebagai elemen utama dalam
suatu sistem kerja.
Ilmu ergonomi mempelajari beberapa
hal yang meliputi:
1. Lingkungan kerja meliputi kebersihan, tata letak,
suhu,pencahayaan, sirkulasi udara ,desain peralatan dan lainnya.2. Persyaratan
fisik dan psikologis (mental) pekerja untuk melakukansebuah pekerjaan:
pendidikan,postur badan, pengalaman kerja,umur dan lainnya.
2. Persyaratan fisik dan psikologis (mental) pekerja untuk
melakukan sebuah pekerjaan: pendidikan,postur badan, pengalaman kerja, umur dan
lainnya
3. Bahan-bahan/peralatan kerja yang berisiko menimbulkan
kecelakaan kerja: pisau, palu, barang pecah belah, zat kimia dan lainnya
4. Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerja:
kenyamanan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, kesesuaian ukuran alat kerja
dengan pekerja, standar operasional prosedur dan lainnya.
v Tinjauan lapangan/ Hasil Observasi Lapangan
- Kondisi Lapangan kerja
Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan dibengkel las, karyawan perkantoran, kuli bangunan ,
pegawai supermarket tersebut ialah dapat terlihat kondisi pekerja serta
fasilitas kerja masih belum memadai dan belum menerapkan system keselamatan
kesehatan kerja atau K3. Berbagai alas an yang menyebabkan pengrajin tidak
memakai alat pelindung diri dari panas , radiasi, akan menyulitkan pekerjaan
,repot, risih ataupun tidak memiliki alat-alat pelindung diri.
ü Dampak Hazard di Bengkel Las
potensi bahaya ( Hazard)
ialah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan
kecelakaan/kerugian berupa cidera,penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan
fungsi yang telah di tetapkan (P2K3 Depnaker RI,2000).
Bahaya merupakan sumber
energi : yakni segala sesuatu yang memiliki potensi untuk menyebabkan cedera
pada manusia, kerusakan pada equipment dan lingkungan sekitar (Bakhtiar, 2008)
Berdasarkan observasi
yang dilakukan , bahaya yang terdapat di bengkel las yang kami amati adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan
pernafasan
Terdapat
berbagai segi negatif dari pekerjaan ‘’ tukang las’’ diantaranya adalah berasal
dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda , asap, debu dan gas. Dari
saya amati semua karyawan tidak menggunakan APD , apabila karyawan terpapar
secara terus menerus tanpa menggunakan APD akan berakibat saluran pernapasan
seperti batuk kering, sesak nafas , kelelahan umum, BB berkurang, dll.
bahaya selanjutnya pada tukang las dari sisi ergonomi
yaitu para pekerja mengalami sakit punggung karena pada saat bekerja selalu
membungkuk, sehingga mengalami sakit punggung. Dalam melakukan pekerjaan para
pekerja tidak memiliki jadwal tertentu melainkan berdasarkan dengan jumlah
pesanan, jika jumlah pesanan banyak maka waktu beristirahat mereka sedikit
bahkan tidak istirahat , hal tersebut berakibat pada kondisi tubuh pekerja
mudah merasa lelah setelah pekerjaan selesai.
Daerah Jln. Raya
Cilebut
a. Kebisingan
Pekerja merasakan kebisingan. Namun
seiring waktu hal ini sudah menjadi hal yang biasa bagi pekerja. Hal ini
menunjukkan bahwa intensitas pendengar pekerja berkurang seiring dengan waktu
yang telah dihabiskan dalam pekerjaan ini. Efek yang ditimbulkan oleh
kebisingan di lingkungan kerja ini selain penurunan intensitas pendengaran
yaitu efek psikologis yang terjadi seperti kehilangan kosentrasi yang dapat
mngganggu pekerjaan. Selain itu pekerja tidak memakai APD dengan alas an tidak
nyaman.
Pengaruh
kebisingan secara keseluruhannya;
1. Kerusakan
pada indera pendengaran
2. Gangguan
komunikasi
3. Pengaruh
faat seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonom.
4. Efek
psikologis
5. Kelelahan
yang patologis
6. Kelelahan
ini tergabung dengan penyakit yang dideritanya, biasanya muncul dengan
tiba-tiba dan berat gejalanya
b. Mengalami
luka bakar.
Dampak
mengelas selain kebisingan juga dapat mengakibatkan luka bakar. Area yang
sering terkena adalah telapak tangan karena pekerja tidak memakai APD seerti
sarung tangan dan area kaki karena tidak menggunakan sepato yang cocok
digunakan untuk mengelas.
ü Dampak Hazard di tukang bangunan
- Analisis resiko/ Hazard :
-
Mengaduk semen pasir tanpa menggunakan
molen dan tanpa menggunakan
-
sarung tangan dan sepatu bot
-
Membawa adonan semen tanpa APD
-
Pemasangan batako tanpa menggunakan APD
-
Fisik : Panas Matahari
-
Kimia
: terkena adonan semen
-
Biologis
: bakteri dan kuman dari pasir tercampur semen
-
Ergonomi
: membungkukan badan akan mengakibatkan sakit punggung, kram , peregangan otot
tangan dan menahan beban lama kelamaan akan pegal, menjijit dan membugkukan
terlalu lama akan pegal dan sakit punggung.
-
Psikologis
:bekerja berulang-ulang pada satu objek.
-
Kecelakaan
kerja : dehidras tulang punggung, kaku dan gatal-gatal pada tangan dan kaki.
-
Penyakit
akibat kerja ; gatal-gatal pada tangan dan kaki, sakit punggung, dan stress
kerja, kelelhana , isitasi mata dan posisi tulang dapat berubah.
ü Dampak Hazard pada posisi karyawan perkantoran
·
posisi badan karyawan tersebut menyebabkan
skoliosis, penderita skoliosis tersebut akan mempengaruhi system saraf tertekan
dan bisa mengalami difusi sekresi.
·
Kelelahan
(fatigue)
Duduk dalam jangka waktu
lama dan posisi statis, justru bisa menimbulkan gangguan pada leher, bahu,
punggung, dan lengan. Hal ini
dikarenakan pada sikap kerja statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama
tanpa cukup kesempatan pemulihan, dan aliran darah ke otot terhambat.
Akibatnya, timbul rasa lelah dan nyeri pada otot tubuh. Bagian tubuh yang
paling sering terjadi fatigue adalah bagian belakang tubuh hingga leher, yang
disebut juga varicose veins.
·
Low
Back Pain (LBP)
LBP merupakan suatu
gangguan neuromuskuloskeletal , gangguan
organ visceral, dan gangguan vaskuler yang dirasakan di daerah punggung bawah.
Menurut World Health Organization (WHO), LBP merupakan ketidaknyamanan yang
sering dikeluhkan oleh pegawai kantoran yang umumnya melaksanakan 6 jam waktu
bekerja. Beberapa aktivitas yang berhubungan dengan komputer disebagian waktu kerja,
memasukan data, dan mengangkat telepon. Aktivitas tersebut membuat pegawai
kantoran untuk duduk dalam waktu yang lama sehingga risiko untuk terjadinya LBP
meningkat.
·
Kifosis
Kifosis adalah kelainan
pada tulang belakang melengkung ke belakang, Sehingga tubuh Bungkuk. Hal ini
terjadi apabila posisi duduk terlalu menunduk.
·
Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan
pada tulang belakang melengkung kesamping sehingga tubuh ikut melengkung ke
samping. Hal ini bisa terjadi karena posisi duduk menyamping yang terlalu lama.
ü Dampak Hazard pada pegawai supermarket
-
Ergonomi : karena posisi badan yang
selalu berdiri akan menyebabkan kaki menjadi pegal-pegal dan parises , lalu
menundukan kepala akan menyebabkan pegal dan pusing
-
Penyakit akibat kerja : strees kerja,
kelelahan , kram.
Daerah sawangan
- Tinjauan pengendalian Hazard
dari pekerjaan diatas
1.
Pengendalian hazard bagian ergonomi pada tukang Las
-
Eliminasi
Pada pekerja tukang las
untuk menghilangkan hazard yang ada dan kemudian hazard tersebut mengenai para pekerja,
seperti alat yang dapat menimbulkan hazard dihilangkan dengan alat yang lebih
aman dan posisi pekerja yang tadinya jongkok dihilangkan dengan diberi tempat
duduk/kursi kecil yang nyaman pada para pekerja di bengkel las tersebut.
-
Subsitusi
Alat kebisingan diganti dengan alat-alat baru dengan ambang
kebisingan yang lebih rendah.
-
Engineering control
Untuk mencegah
terjadinya paparan hazard para pekerja terutama pada posisi tubuh yang salah
sebaiknya bagi mahasiswa kesmas memberikan dan menempelkan beberapa leat yang
berisi gambar-gambar tentang posisi tubuh pekerja yang baik disuatu pekerjaan.
-
Administrasi
Bisa dilakukan dengan
membuat rotasi waktu bergiliran dengan teman yang lain, agar bisa mendapatkan
istirahat yang cukup untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan bekerja
-
APD
Pengendalian ini adalah
pengendalian yang terakhir yang dimana para pekerja harus menggunakan APD,
seperti masker , sepatu bot, pelindung telinga, kacamata, tapeng muka yang
baik, dan alat pelindung badan , sarung tangan dan lain sebagainya.
2.
Pengendalian hazard
ergonomi dan PAK pada pekerjaan kuli bangunan.
-
Eliminasi
Pada
pekerja tukang bangunan untuk menghilangkan hazard tersebut dengan
menghilangkan yang tadinya alatnya kurang baik/kurang aman dihilangkan ke alat
yang lebih aman untuk terhindar dari PAK maupun ergonomi di dalam pekerjaan
tukang bangunan.
-
Subsitusi
Menggantikan
alat pengaduk semen dengan cangkul diganti dengan alat pengaduk cepat yaitu
dengan menggunakan mobil molen agar berkurang PAK dan posisi badan yang salah
pada pekerja bangunan tersebut.
-
Engineering control
Sebagai
mahasiswa kesmas terutama dibidang pekerjaan, sebelum kegiatan pekerjaan
dimulai kita harus menjelaskan terlebih dahulu kepada para pekerja tentang PAK
dan menjelaskan tentang posisi badan/ tubuh yang baik dalam melakukan pekerjaan
di pembangunan tersebut dan setelah itu menempelkan sebuah leaft yang berisi
tentang APD, sikap posisi tubuh yang baik.
-
Administrasi
Sebelum
bekerja harus membentuk panitia dan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum
maupun sesudah terlebih dahulu, menentukan batasan waktu bekerja di pembangunan
, pemantauan setiap saat agar terhindar darri PAK dan ergonomic.
-
APD
Pengendalian
ini adalah pengendalian terakhir dimana para pekerja harus memaki APD , seperti
sarung tangan, helm, sepatu bot, kaca mata, dan pelindung tubuh.
3.
Pengendalian
Hazard ergonomi pada posisi tubuh pada karyawan perkantoran
-
Eliminasi
Hindari dari segala macam bahaya
posisi tubuh yang salah dengan bangku yang aman.
-
Subsitusi
Sesuaikan
tinggi meja dengan posisi tubuh , sehingga saat menggunakan perangkat komputer
tidak terlalu kebawah, hindari menggunakan komputer secara bersamaan dengan
mengoprasikan maupun menggunakan alat lain serperti hp, telepon, printer, dan
media lainnya.
-
Engineering control
Penggunaan
filter pada layar monitor yang dapat mengurangi radiasi yang dipancarkan pada
monitor yang diterima oleh mata dan aturlah intesitas pencahayaan warna monitor
dengan senyaman mungkin jangan terlalu redup maupun terang.
-
Administrasi control
Selama
berkerja beristirahatlah sejenak kurang lebih 1 menit dan alihkan pandangan
jarak kurang lebih 1 meter , selama beristirahat usahakan melihat yang hijau
dan minum air putih yang banyak/secukupnya dan bekerjalah dengan rileks dan
nafas yang teratur supaya bekerja tidak mudah ngantuk dan lelah .
-
APD
Menggunakan APD kacamata.
4.
Pengendalian
Hazard ergonomi pada posisi tubuh pegawai supermarket.
- - Eliminasi
Pada
pekerja pegawai supermarket untuk menghilangkan hazardnya yaitu posisi kepala
yang menunduk dihilangkan dengan posisi yang lebih aman lagi dan hindari dari
segala macam bahaya terutama pada posisi tubuh yang salah.
- - Subsitusi
Sesuaikan
tinggi meja dengan posisi tubuh sehingga saat mengguakan perangkat komputer
tidak terlalu ke atas dan kebawah.
- - Engineering control
Sebelum
melakukan pekerjaan ketika bekerja harus menjelaskan terlebih dahulu
atura-aturan posisi tubuh yang baik bagi pekerja dan memberikan leafet berisi
gambar-gambar aturan sikap posisi tubuh yang baik lalu menempelkan gambar
tersebut didalam ruangan supermarket tersebut.
- - Administrasi
Dengan
membentuk panitia penyusun aturan-aturan terlebih dahulu, menentukan batasan
waktu bekerja yang baik agar istirahat dan bekerja seimbang , pemantauan setiap
saat dan melakukan pemeriksaan kesehatan pada pekerja sebelum dan sesudah
bekerja.
Harus
perlu diketahui Program ergonomi bagi para pekerja di perkantoran , dll :
- Posisi badan yang benar ergonomic
Ø Posisi Duduk Ergonomis
Berikut ini hal-hal
penting yang harus diperhatikan:
- Posisi duduk
-
Posisi
paha horizontal, sejajar dengan lantai.
-
Posisi
telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi duduk Anda terlalu
tinggi.
-
Bantalan
kursi menopang punggung bagian bawah, sehingga punggung tetap tegak.
-
Rubah
posisi duduk Anda secara berkala selama bekerja, karena duduk dalam posisi yang
tetap dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan ketidaknyamanan.
-
Punggung
santai tapi tidak membungkuk.
-
Kepala
tak membungkuk atau terlalu condong ke depan.
-
Apabila
pekerjaan yang dilakukan berhubungan dengan komputer, berikut ini hal-hal penting
yang harus diperhatikan.
- Monitor
-
Pastikan
layar monitor dalam kondisi bersih, sehingga tak ada noda yang menghalangi
pandangan mata
-
Atur
setelan brighthness dan kontras layar secukupnya sehingga nyaman bagi mata
-
Atur
posisi tak layar monitor agar tak memantulkan cahaya yang menyilaukan mata
-
Atur
posisi bagian atas layar sejajar atau sedikit di bawah pandangan mata
Jarak antara mata ke
layar antara 50-60 cm
- Posisi Meja
-
Letakkan
keyboard pada posisi yang membuat lengan terasa rileks
-
Posisi
siku dengan meja membentuk sudut 90 derajat
-
Pergelangan
tangan pada posisi netral, lurus dan nyaman
-
Saat
mengetik, pergelangan tangan berada pada posisi yang tetap, namun bisa
menjangkau tombol keyboard dengan jari
-
Tempatkan
mouse dekat dengan keyboard, sehingga tak perlu menggerakan tangan terlalu jauh
untuk meraihnya
Ø
Mengangkat beban
Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni
dengan kepala, bahu, tangan, punggung , dll. Beban yang terlalu berat dapat
menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan
yang berlebihan.
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat dan mengangkut
adalah sebagai berikkut :
·
Beban yang diperkenakan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
·
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun
dll.
·
Keterampilan bekerja
·
Peralatan kerja beserta keamanannya
2.
Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip
kinetis yaitu :
·
Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin
otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan
·
Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
a. Penerapan :
·
Pegangan harus tepat
·
Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus
·
Punggung harus diluruskan
·
Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada
permulaan gerakan
·
Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi
momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat
·
Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang
melalui pusat grafitas tubuh.
·
menjinjing beban
Tabel 1 beban yang diangkaat tidak melebihi aturan yang ditetapkan
Jenis kelamin
|
Umur(th)
|
Beban yang
disarankan (kg)
|
Laki-laki
|
16-18
|
15-20
|
>18
|
40
|
|
Wanita
|
16-18
|
12-15
|
>18
|
15-20
|
1. Waktu bekerja dan istirahat yang baik bagi
pekerja
a. Lama bekerja
Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 – 8 jam sisanya untuk
istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja
melebihi ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan
mengadakan organisasi kerja secara khusus pula.pengaturan kerja demikian
bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta rohani dapat
dipertahankan.
b. Istirahat
Terdapat 4 jenis istirahat yaitu :
·
istirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah pembebanan
·
istirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh kemampuan
kerja.
·
Istirahat yang ditetapkan adalah istirahat atas dasar ketentuan
perundang-undangan
·
Istirahat oleh karena proses kerja tergantung dari bekerjanya mesin
peralatan atau prosedur-prosedur kerja
Ø Macam-macam Fungsi APD
a. Kacamata
Alat ini digunakan untuk
melindungi mata dari percikan bahan kimia korosif, debu dan partikel kecil yang
melayang di udara, gas atau uap yang dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi
gelombang elektromagnetik, panas radiasi sinar matahari.
b. Topi
pelindung
Topi ini digunakan untuk
melindungi kepala dari bahaya kejutan benda, terbentur, terpukul benda keras
atau tajam
a.
Tudung kepala
Tudung kepala untuk melindungi kepala dari
bahaya terkena atau kontak dengan bahan kimia, api, panas radiasi. Tudung
kepala biasanya terbuat dari asbestos, kain tahan api atau korosi, kulit, dan
kain tahan air.
b.
Penutup Rambut (Hair Cup) atau Pengaman
Rambut (Hair Guard)
Digunakan untuk melindungi kepala dan rambut
dari kotoran, serta untuk melindungi rambut dari bahaya terjerat mesin yang
berputar. Biasanya terbuat dari kain katun.
c.
Masker
Masker berguna untuk
melindungi masuknya debu atau partikel yang lebih besar ke dalam saluran
pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran tertentu.
d.
Sarung tangan
Fungsi alat ini adalah
untuk melindungi tangan dan jari tangan dari pejanan api, panas, dingin,
radiasi elektromagnetik, sengatan listrik, bahan kimia, benturan, pukulan,
tergores, dan terinfeksi. Alat pelindungan tangan biasa disebut dengan sarung
tangan.
e.
Sepatu
Alat pelindung kaki atau safety
shoes berfungsi melindungi kaki dari tertimpa benda berat, tertuang logam
panas, bahan kimia korosif, kemungkinan tersandung, terpeleset dan tergelincir.
f.
Tameng wajah
Tameng wajah atau topeng
las, alat ini berfungsi untuk melindungi mata dan muka (Alat Pelindung Wajah).
Alat ini dapat dipasang pada helm (welding helmet) atau langsung pada
kepala, dapat juga dipegang dengan tangan, dan banyak digunakan pada pekerjaan
pengelasan. Sinar las yang terang tidak boleh dilihat dengan mata secara
langsung sampai jarak 15 meter. Kaca untuk tameng wajah adalah kaca khusus yang
dapat mengurangi sinar las tersebut.
Manfaat penggunaan tameng
wajah atau topeng las yaitu digunakan untuk melindungi wajah dari bahaya sinar
las (sinar tampak, sinar ultra violet, inframerah), radiasi panas las serta
percikan bunga api las yang tidak dapat dilindungi dengan hanya menggunakan
alat pelindung mata saja. Apabila wajah pekerja pengelas tidak dilindungi
dengan alat ini maka kulit wajah akan terasa terbakar dan sel kulit wajah akan
rusak.
g.
Celemek/ pelindung badan
Alat pelindung jenis ini
digunakan untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari percikan api, suhu
panas atau dingin, cairan bahan kimia, dan lain sebagainya. Pakaian pelindung
dapat berbentuk apron yang menutupi sebagian tubuh pemakainya yaitu mulai dari
daerah dada sampai lutut, atau juga menutupi seluruh bagian tubuh.
semoga bermanfaat ...
Comments
Post a Comment