penerapan ergonomi k3

Penerapan ergonomic pada pekerjaan di bengkel las, supermarket, perkantoran dan kuli bangunan .

Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dalam (Budiono, 2003) menerangkan bahwa keselamatan kerja yang mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberikan perlindungan sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
Menurut Suma’mur, (1996), keselamatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum.
Melihat beberapa uraian di atas mengenai pengertian keselamatan dan pengertian kesehatan kerja di atas, maka dapat disimpulkan mengenai pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jaminan atas Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) dalam melakukan pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut dapat mengancam dirinya yang berasal dari individu sendiri dan lingkungan kerjanya.
Pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu keilmuwan multidisiplin yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keamanan kerja, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan kerja.
Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
 a. Agar setiap pegawai/tenaga kerja mendapat jaminan keselamatan dankesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
 b.  Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya, selektif mungkin.
c.  Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai/tenaga kerja.
 e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
 f. Agar tehindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
 g. Agar setiap pegawai/tenaga kerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Indikator-indikator dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  Budiono dkk (2003) mengemukakan indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), meliputi:
Faktor manusia/pribadi (personal factor) Faktor manusia disini meliputi, antara lain kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan/keahlian, dan stress serta motivasi yang tidak cukup.
Faktor kerja/lingkungan Meliputi, tidak cukup kepemimpinan dan pengawasan, rekayasa, pembelian/pengadaan barang, perawatan, standar-standar kerja dan penyalahgunaan.
  Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai indikator tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meliputi: faktor lingkungan dan faktor manusia.

Ergonomi merupakan ilmu yang menitikberatkan pada pembahasan mengenai manusia sebagai elemen utama dalam suatu sistem kerja.
Ilmu ergonomi mempelajari beberapa hal yang meliputi:
1. Lingkungan kerja meliputi kebersihan, tata letak, suhu,pencahayaan, sirkulasi udara ,desain peralatan dan lainnya.2. Persyaratan fisik dan psikologis (mental) pekerja untuk melakukansebuah pekerjaan: pendidikan,postur badan, pengalaman kerja,umur dan lainnya.
2. Persyaratan fisik dan psikologis (mental) pekerja untuk melakukan sebuah pekerjaan: pendidikan,postur badan, pengalaman kerja, umur dan lainnya
3. Bahan-bahan/peralatan kerja yang berisiko menimbulkan kecelakaan kerja: pisau, palu, barang pecah belah, zat kimia dan lainnya

4. Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerja: kenyamanan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, kesesuaian ukuran alat kerja dengan pekerja, standar operasional prosedur dan lainnya.

v  Tinjauan lapangan/ Hasil Observasi Lapangan
  1. Kondisi Lapangan kerja
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dibengkel las, karyawan perkantoran, kuli bangunan , pegawai supermarket tersebut ialah dapat terlihat kondisi pekerja serta fasilitas kerja masih belum memadai dan belum menerapkan system keselamatan kesehatan kerja atau K3. Berbagai alas an yang menyebabkan pengrajin tidak memakai alat pelindung diri dari panas , radiasi, akan menyulitkan pekerjaan ,repot, risih ataupun tidak memiliki alat-alat pelindung diri.
ü  Dampak Hazard di Bengkel Las
potensi bahaya ( Hazard) ialah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan/kerugian berupa cidera,penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang telah di tetapkan (P2K3 Depnaker RI,2000).
Bahaya merupakan sumber energi : yakni segala sesuatu yang memiliki potensi untuk menyebabkan cedera pada manusia, kerusakan pada equipment dan lingkungan sekitar (Bakhtiar, 2008)
Berdasarkan observasi yang dilakukan , bahaya yang terdapat di bengkel las yang kami amati adalah sebagai berikut :
a.       Gangguan pernafasan
Terdapat berbagai segi negatif dari pekerjaan ‘’ tukang las’’ diantaranya adalah berasal dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda , asap, debu dan gas. Dari saya amati semua karyawan tidak menggunakan APD , apabila karyawan terpapar secara terus menerus tanpa menggunakan APD akan berakibat saluran pernapasan seperti batuk kering, sesak nafas , kelelahan umum, BB berkurang, dll.
b.      Dari sisi ergonominya
bahaya selanjutnya pada tukang las dari sisi ergonomi yaitu para pekerja mengalami sakit punggung karena pada saat bekerja selalu membungkuk, sehingga mengalami sakit punggung. Dalam melakukan pekerjaan para pekerja tidak memiliki jadwal tertentu melainkan berdasarkan dengan jumlah pesanan, jika jumlah pesanan banyak maka waktu beristirahat mereka sedikit bahkan tidak istirahat , hal tersebut berakibat pada kondisi tubuh pekerja mudah merasa lelah setelah pekerjaan selesai.

         
Daerah Jln. Raya Cilebut
a.       Kebisingan
Pekerja merasakan kebisingan. Namun seiring waktu hal ini sudah menjadi hal yang biasa bagi pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas pendengar pekerja berkurang seiring dengan waktu yang telah dihabiskan dalam pekerjaan ini. Efek yang ditimbulkan oleh kebisingan di lingkungan kerja ini selain penurunan intensitas pendengaran yaitu efek psikologis yang terjadi seperti kehilangan kosentrasi yang dapat mngganggu pekerjaan. Selain itu pekerja tidak memakai APD dengan alas an tidak nyaman.
Pengaruh kebisingan secara keseluruhannya;
1.      Kerusakan pada indera pendengaran
2.      Gangguan komunikasi
3.      Pengaruh faat seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonom.
4.      Efek psikologis
5.      Kelelahan yang patologis
6.      Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang dideritanya, biasanya muncul dengan tiba-tiba dan berat gejalanya
b.      Mengalami luka bakar.
Dampak mengelas selain kebisingan juga dapat mengakibatkan luka bakar. Area yang sering terkena adalah telapak tangan karena pekerja tidak memakai APD seerti sarung tangan dan area kaki karena tidak menggunakan sepato yang cocok digunakan untuk mengelas.
ü  Dampak Hazard di tukang bangunan
  1. Analisis resiko/ Hazard  :
-          Mengaduk semen pasir tanpa menggunakan molen dan tanpa menggunakan
-          sarung tangan dan sepatu bot
-          Membawa adonan semen tanpa APD
-          Pemasangan batako tanpa menggunakan APD


-          Fisik  : Panas Matahari
-          Kimia : terkena adonan semen
-          Biologis : bakteri dan kuman dari pasir tercampur semen
-          Ergonomi : membungkukan badan akan mengakibatkan sakit punggung, kram , peregangan otot tangan dan menahan beban lama kelamaan akan pegal, menjijit dan membugkukan terlalu lama akan pegal dan sakit punggung.
-          Psikologis :bekerja berulang-ulang pada satu objek.
-          Kecelakaan kerja : dehidras tulang punggung, kaku dan gatal-gatal pada tangan dan kaki.
-          Penyakit akibat kerja ; gatal-gatal pada tangan dan kaki, sakit punggung, dan stress kerja, kelelhana , isitasi mata dan posisi tulang dapat berubah.
ü  Dampak Hazard pada posisi karyawan perkantoran
·          posisi badan karyawan tersebut menyebabkan skoliosis, penderita skoliosis tersebut akan mempengaruhi system saraf tertekan dan bisa mengalami difusi sekresi.

·         Kelelahan (fatigue)
Duduk dalam jangka waktu lama dan posisi statis, justru bisa menimbulkan gangguan pada leher, bahu, punggung, dan lengan.  Hal ini dikarenakan pada sikap kerja statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa cukup kesempatan pemulihan, dan aliran darah ke otot terhambat. Akibatnya, timbul rasa lelah dan nyeri pada otot tubuh. Bagian tubuh yang paling sering terjadi fatigue adalah bagian belakang tubuh hingga leher, yang disebut juga varicose veins.
·         Low Back Pain (LBP)
LBP merupakan suatu gangguan neuromuskuloskeletal ,  gangguan organ visceral, dan gangguan vaskuler yang dirasakan di daerah punggung bawah. Menurut World Health Organization (WHO), LBP merupakan ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan oleh pegawai kantoran yang umumnya melaksanakan 6 jam waktu bekerja. Beberapa aktivitas yang berhubungan dengan komputer disebagian waktu kerja, memasukan data, dan mengangkat telepon. Aktivitas tersebut membuat pegawai kantoran untuk duduk dalam waktu yang lama sehingga risiko untuk terjadinya LBP meningkat.
·         Kifosis
Kifosis adalah kelainan pada tulang belakang melengkung ke belakang, Sehingga tubuh Bungkuk. Hal ini terjadi apabila posisi duduk terlalu menunduk.
·          Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang melengkung kesamping sehingga tubuh ikut melengkung ke samping. Hal ini bisa terjadi karena posisi duduk menyamping yang terlalu lama.
ü  Dampak Hazard pada pegawai supermarket
-          Ergonomi : karena posisi badan yang selalu berdiri akan menyebabkan kaki menjadi pegal-pegal dan parises , lalu menundukan kepala akan menyebabkan pegal dan pusing
-          Penyakit akibat kerja : strees kerja, kelelahan , kram.

Daerah sawangan

  1. Tinjauan pengendalian Hazard dari pekerjaan diatas
1.      Pengendalian hazard bagian ergonomi pada tukang Las
-          Eliminasi
Pada pekerja tukang las untuk menghilangkan hazard yang ada dan kemudian hazard tersebut mengenai para pekerja, seperti alat yang dapat menimbulkan hazard dihilangkan dengan alat yang lebih aman dan posisi pekerja yang tadinya jongkok dihilangkan dengan diberi tempat duduk/kursi kecil yang nyaman pada para pekerja di bengkel las tersebut.
-          Subsitusi
Alat kebisingan diganti dengan alat-alat baru dengan ambang kebisingan yang lebih rendah.
-          Engineering control
Untuk mencegah terjadinya paparan hazard para pekerja terutama pada posisi tubuh yang salah sebaiknya bagi mahasiswa kesmas memberikan dan menempelkan beberapa leat yang berisi gambar-gambar tentang posisi tubuh pekerja yang baik disuatu pekerjaan.
-          Administrasi 
Bisa dilakukan dengan membuat rotasi waktu bergiliran dengan teman yang lain, agar bisa mendapatkan istirahat yang cukup untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan bekerja
-          APD
Pengendalian ini adalah pengendalian yang terakhir yang dimana para pekerja harus menggunakan APD, seperti masker , sepatu bot, pelindung telinga, kacamata, tapeng muka yang baik, dan alat pelindung badan , sarung tangan dan lain sebagainya.
2.      Pengendalian hazard ergonomi dan PAK pada pekerjaan kuli bangunan
-          Eliminasi
Pada pekerja tukang bangunan untuk menghilangkan hazard tersebut dengan menghilangkan yang tadinya alatnya kurang baik/kurang aman dihilangkan ke alat yang lebih aman untuk terhindar dari PAK maupun ergonomi di dalam pekerjaan tukang bangunan.
-          Subsitusi
Menggantikan alat pengaduk semen dengan cangkul diganti dengan alat pengaduk cepat yaitu dengan menggunakan mobil molen agar berkurang PAK dan posisi badan yang salah pada pekerja bangunan tersebut.
-          Engineering control
Sebagai mahasiswa kesmas terutama dibidang pekerjaan, sebelum kegiatan pekerjaan dimulai kita harus menjelaskan terlebih dahulu kepada para pekerja tentang PAK dan menjelaskan tentang posisi badan/ tubuh yang baik dalam melakukan pekerjaan di pembangunan tersebut dan setelah itu menempelkan sebuah leaft yang berisi tentang APD, sikap posisi tubuh yang baik.
-          Administrasi
Sebelum bekerja harus membentuk panitia dan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum maupun sesudah terlebih dahulu, menentukan batasan waktu bekerja di pembangunan , pemantauan setiap saat agar terhindar darri PAK dan ergonomic.
-          APD
Pengendalian ini adalah pengendalian terakhir dimana para pekerja harus memaki APD , seperti sarung tangan, helm, sepatu bot, kaca mata, dan pelindung tubuh.
3.      Pengendalian Hazard ergonomi pada posisi tubuh pada karyawan perkantoran
-          Eliminasi
Hindari dari segala macam bahaya posisi tubuh yang salah dengan bangku yang aman.
-          Subsitusi
Sesuaikan tinggi meja dengan posisi tubuh , sehingga saat menggunakan perangkat komputer tidak terlalu kebawah, hindari menggunakan komputer secara bersamaan dengan mengoprasikan maupun menggunakan alat lain serperti hp, telepon, printer, dan media lainnya.
-          Engineering control
Penggunaan filter pada layar monitor yang dapat mengurangi radiasi yang dipancarkan pada monitor yang diterima oleh mata dan aturlah intesitas pencahayaan warna monitor dengan senyaman mungkin jangan terlalu redup maupun terang.
-          Administrasi control
Selama berkerja beristirahatlah sejenak kurang lebih 1 menit dan alihkan pandangan jarak kurang lebih 1 meter , selama beristirahat usahakan melihat yang hijau dan minum air putih yang banyak/secukupnya dan bekerjalah dengan rileks dan nafas yang teratur supaya bekerja tidak mudah ngantuk dan lelah .
-          APD
Menggunakan APD kacamata.
4.      Pengendalian Hazard ergonomi pada posisi tubuh pegawai supermarket.
  • -           Eliminasi

Pada pekerja pegawai supermarket untuk menghilangkan hazardnya yaitu posisi kepala yang menunduk dihilangkan dengan posisi yang lebih aman lagi dan hindari dari segala macam bahaya terutama pada posisi tubuh yang salah.
  • -          Subsitusi

Sesuaikan tinggi meja dengan posisi tubuh sehingga saat mengguakan perangkat komputer tidak terlalu ke atas dan kebawah.
  • -          Engineering control

Sebelum melakukan pekerjaan ketika bekerja harus menjelaskan terlebih dahulu atura-aturan posisi tubuh yang baik bagi pekerja dan memberikan leafet berisi gambar-gambar aturan sikap posisi tubuh yang baik lalu menempelkan gambar tersebut didalam ruangan supermarket tersebut.
  • -          Administrasi 

Dengan membentuk panitia penyusun aturan-aturan terlebih dahulu, menentukan batasan waktu bekerja yang baik agar istirahat dan bekerja seimbang , pemantauan setiap saat dan melakukan pemeriksaan kesehatan pada pekerja sebelum dan sesudah bekerja.

Harus perlu diketahui Program ergonomi bagi para pekerja di perkantoran , dll :
  •       Posisi badan yang benar ergonomic


 Ø  Posisi Duduk Ergonomis
Berikut ini hal-hal penting yang harus diperhatikan:
  1. Posisi duduk
-          Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai.
-          Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi duduk Anda terlalu tinggi.
-          Bantalan kursi menopang punggung bagian bawah, sehingga punggung tetap tegak.
-          Rubah posisi duduk Anda secara berkala selama bekerja, karena duduk dalam posisi yang tetap dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan ketidaknyamanan.
-          Punggung santai tapi tidak membungkuk.
-          Kepala tak membungkuk atau terlalu condong ke depan.
-          Apabila pekerjaan yang dilakukan berhubungan dengan komputer, berikut ini hal-hal penting yang harus diperhatikan.

  1. Monitor
-          Pastikan layar monitor dalam kondisi bersih, sehingga tak ada noda yang menghalangi pandangan mata
-          Atur setelan brighthness dan kontras layar secukupnya sehingga nyaman bagi mata
-          Atur posisi tak layar monitor agar tak memantulkan cahaya yang menyilaukan mata
-          Atur posisi bagian atas layar sejajar atau sedikit di bawah pandangan mata
Jarak antara mata ke layar antara 50-60 cm
  1. Posisi Meja
-          Letakkan keyboard pada posisi yang membuat lengan terasa rileks
-          Posisi siku dengan meja membentuk sudut 90 derajat
-          Pergelangan tangan pada posisi netral, lurus dan nyaman
-          Saat mengetik, pergelangan tangan berada pada posisi yang tetap, namun bisa menjangkau tombol keyboard dengan jari
-          Tempatkan mouse dekat dengan keyboard, sehingga tak perlu menggerakan tangan terlalu jauh untuk meraihnya

Ø  Mengangkat beban

Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung , dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
1.            Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah sebagai berikkut :
·         Beban yang diperkenakan,  jarak angkut dan intensitas pembebanan.
·         Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dll.
·         Keterampilan bekerja
·         Peralatan kerja beserta keamanannya
2.            Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis yaitu :
·         Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan
·         Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
a.       Penerapan :
·         Pegangan harus tepat
·         Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus
·         Punggung harus diluruskan
·         Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan
·         Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat
·         Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat grafitas tubuh.
·         menjinjing beban        

Tabel 1 beban yang diangkaat tidak melebihi aturan yang ditetapkan
Jenis kelamin
Umur(th)
Beban yang disarankan (kg)
Laki-laki
16-18
15-20
>18
40
Wanita
16-18
12-15
>18
15-20

1.      Waktu bekerja dan istirahat yang baik bagi pekerja
a.       Lama bekerja
Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 – 8 jam sisanya untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi kerja secara khusus pula.pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta rohani dapat dipertahankan.
b.      Istirahat
Terdapat 4 jenis istirahat yaitu :
·         istirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah pembebanan
·         istirahat curian terjadi jika beban kerja tidak di imbangi oleh kemampuan kerja.
·         Istirahat yang ditetapkan  adalah istirahat atas dasar ketentuan perundang-undangan
·         Istirahat oleh karena proses kerja  tergantung dari bekerjanya mesin peralatan atau prosedur-prosedur kerja
Ø  Macam-macam Fungsi APD



a.       Kacamata
Alat ini digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia korosif, debu dan partikel kecil yang melayang di udara, gas atau uap yang dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi gelombang elektromagnetik, panas radiasi sinar matahari.
b.      Topi pelindung
Topi ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya kejutan benda, terbentur, terpukul benda keras atau tajam
a.       Tudung kepala
Tudung kepala untuk melindungi kepala dari bahaya terkena atau kontak dengan bahan kimia, api, panas radiasi. Tudung kepala biasanya terbuat dari asbestos, kain tahan api atau korosi, kulit, dan kain tahan air.
b.      Penutup Rambut (Hair Cup) atau Pengaman Rambut (Hair Guard)
Digunakan untuk melindungi kepala dan rambut dari kotoran, serta untuk melindungi rambut dari bahaya terjerat mesin yang berputar. Biasanya terbuat dari kain katun.
c.       Masker
Masker berguna untuk melindungi masuknya debu atau partikel yang lebih besar ke dalam saluran pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran tertentu.
d.      Sarung tangan
Fungsi alat ini adalah untuk melindungi tangan dan jari tangan dari pejanan api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, sengatan listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores, dan terinfeksi. Alat pelindungan tangan biasa disebut dengan sarung tangan.
e.       Sepatu
Alat pelindung kaki atau safety shoes berfungsi melindungi kaki dari tertimpa benda berat, tertuang logam panas, bahan kimia korosif, kemungkinan tersandung, terpeleset dan tergelincir.
f.       Tameng wajah
Tameng wajah atau topeng las, alat ini berfungsi untuk melindungi mata dan muka (Alat Pelindung Wajah). Alat ini dapat dipasang pada helm (welding helmet) atau langsung pada kepala, dapat juga dipegang dengan tangan, dan banyak digunakan pada pekerjaan pengelasan. Sinar las yang terang tidak boleh dilihat dengan mata secara langsung sampai jarak 15 meter. Kaca untuk tameng wajah adalah kaca khusus yang dapat mengurangi sinar las tersebut.
Manfaat penggunaan tameng wajah atau topeng las yaitu digunakan untuk melindungi wajah dari bahaya sinar las (sinar tampak, sinar ultra violet, inframerah), radiasi panas las serta percikan bunga api las yang tidak dapat dilindungi dengan hanya menggunakan alat pelindung mata saja. Apabila wajah pekerja pengelas tidak dilindungi dengan alat ini maka kulit wajah akan terasa terbakar dan sel kulit wajah akan rusak. 
g.       Celemek/ pelindung badan
Alat pelindung jenis ini digunakan untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia, dan lain sebagainya. Pakaian pelindung dapat berbentuk apron yang menutupi sebagian tubuh pemakainya yaitu mulai dari daerah dada sampai lutut, atau juga menutupi seluruh bagian tubuh.

semoga bermanfaat ...

Comments